Seiring dengan perkembangan zaman, segala hal pun
mengalami perubahan menjadi lebih modern. Tak terkecuali dalam dunia permainan
anak-anak. Di era tahun 2016 ini, kita semakin jarang melihat anak-anak yang bermain
permainan tradisional. Hanya dibeberapa pelosok daerah yang belum terjamah saja
yang masih mempertahankan permainan tradisional yang merupakan ciri khas dari
Indonesia tersebut. Permainan tradisional kini mulai tergeser dengan munculnya
permainan modern seperti game online,
play station, dan sebagainya. Padahal
yang sudah kita ketahui, permainan tradisional yang diciptakan oleh nenek
moyang kita secara turun-temurun ini lebih banyak manfaatnya bagi perkembangan
anak, terutama dalam pembentukan karakter anak.
Permainan tradisional pun dapat mengembangkan kreatifitas dan kecerdasan anak. Salah satunya yaitu permainan Egrang Bambu yang melatih konsentrasi dan keseimbangan anak yang memainkannya dan juga dapat membentuk karakter tertentu seperti menjadi orang yang ulet dan sabar.Maka dari itu, penting rasanya kita sebagai kawula muda mempertahankan permainan-permainan tradisional tersebut.
Kali ini kami dari Unit Kegiatan Mahasiswa
Solidaritas Sosial Mahasiswa (UKM SOSMA) bekerjasama dengan Gudang Dolanan Indonesia mengadakan
kegiatan yang berupaya untuk mengenalkan dan mengingatkan kembali permainan
tradisional yang kini sudah jarang ditemui di sekitar lingkungan kita.
Kegiatan
ini kami buat dalam rangka memeriahkan acara Dies Natalies STP Sahid Jakarta
yang ke-33, yang bertujuan mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam
melestarikan budaya Indonesia salah satunya yaitu permainan tradisional.
Kegiatan
“Save Dolanan Indonesia” ini kami buat dengan membuka booth yang di-design
semenarik mungkin serta disediakannya berbagai macam permainan tradisional yang
kami lengkapi dengan artikel mengenai sejarah dan manfaatnya. Dan tak lupa juga
kami sediakan tempat untuk mengabadikan gambar (Photobooth) yang bisa digunakan untuk para pengunjung. Dengan
diiringi lagu-lagu daerah yang sudah kami siapkan untuk melengkapi booth tradisional ini, para peserta bermain
dengan canda tawa teringat masa kecil mereka yang pernah memainkan
permainan-permainan tradisional tersebut.
“Dulu di kampung saya egrang ini bisa sampai 3 meter
tingginya, dan ini salah satu permainan tradisional yang baik untuk
perkembangan anak”, tutur Ketua STP Sahid saat mendatangi booth Dolanan kami.
Selain booth permainan
tradisional atau lebih dikenal dengan dolanan ini, kami dari UKM SOSMA pun
menampilkan atraksi memainkan permainan tradisional dan mengajak para peserta
baik itu dari lembaga STP Sahid maupun mahasiswa untuk bergabung dan memainkan
permainan tersebut. Penampilan atraksi dolanan pun disambut baik dengan
antusias para peserta yang mengingat kembali masa-masa bermain pada zaman
mereka kecil dulu.
Terbukti permainan tradisional ini mampu mendidik
dan mengembangkan kreatifitas generasi bangsa, serta mampu menjadi daya tarik
tersendiri bagi kebudayaan dan pariwisata Indonesia.
Setelah mengadakan kegiatan “Save Dolanan Indonesia”
dalam Dies Natalies STP Sahid ke-33 ini, UKM SOSMA akan terus mengadakan
kegiatan-kegiatan yang berupaya mengembangkan dan mempertahankan ciri khas dan
kebudayaan Indonesia demi generasi bangsa Indonesia yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar